Teknologi proccessor sudah memanfaatkan multi core, sebuah chip memiliki 2 core atau lebih sudah banyak dibuat. Memiliki computer dengan 2 inti atau 4 inti, saat ini sudah menjadi hal biasa. Demikian juga harga procesor yang dijual dari tahun ke tahun terus turun. Tahun 2010 produsen procesor seperti Intel dan AMD akan terus memperbanyak jumlah core atau inti procesor pada sebuah procesor. Dari 4 core pada sebuah chip akan meningkat menjadi 6 bahkan 8 core.
Beberapa pendapat mungkin mengatakan hal berbeda seperti dibawah ini :
Ada yang memilih untuk mengunakan single core atau 1 inti procesor dengan alasan :
• Computer hanya digunakan untuk aplikasi ringan seperti browsing internet, aplikasi office
• 1 inti procesor lebih hemat power.
• Single core sudah cukup bagi saya saat ini.
Ada juga yang memilih dual core dengan alasan :
• Procesor dual core lebih intensif untuk aplikasi game.
• Kecepatan dual core tidak banyak berbeda dengan quad core untuk aplikasi tertentu
• Mendapat kecepatan procesor dual core yang lebih baik dengan harga yang sama dari quad core.
• Power lebih hemat dibandingkan quad core.
Yang lainnya memilih quad core dengan alasan lain :
• Harga tidak berbeda dengan dual core
• Quad core memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dual core.
• Pemakaian power tidak banyak berbeda dibanding dual core, walaupun sedikit lebih besar.
• Kebutuhan quad core karena aplikasi yang digunakan sudah mendukung.
Ketiga pendapat diatas dapat dikatakan benar. Masing masing penguna computer membutuhkan procesor yang berbeda. Apakah hanya untuk browsing dan mengetik surat saja tentunya sudah cukup dipenuhi dengan single core. Sedangkan mereka yang cukup intensif mengunakan computer baik aplikasi game dapat memilih dual core. Sementara mereka yang sangat intensif pada aplikasi yang mengunakan software yang mendukung multi core dapat memilih jenis procesor quad core.
Kapan seseorang membutuhkan procesor dengan core lebih banyak ?
Tentunya banyak yang bertanya, kapan dibutuhkan procesor dengan multi core. Lepas dari teknologi procesor yang ada, semua kemampuan procesor tidak lepas dari teknologi software. Karena software atau disebut perangkat lunak inilah yang menentukan apakah aplikasi dapat berjalan dengan banyak core dari sebuah procesor atau tidak.
Tidak semua aplikasi bisa memanfaatkan kemamapuan dari multi core dalam jumlah besar. Artikel kali ini akan dicoba kemampuan 2 procesor dengan 2 inti dan 4 inti. Test akan dilakukan dengan Core 2 Duo E8500 3.16 Ghz dan dibandingkan dengan Core 2 Quad Q8200 2.33Ghz. Kedua procesor tersebut memiliki harga yang sama tetapi berbeda teknologi seperti Cache dan jumlah core yang berbeda
Test untuk kecepatan dengan dual dan quad core procesor
Test 3 aplikasi multimedia.
Untuk melihat kemampuan dari dual core dan quad core. Pada test dibawah ini dilakukan pengujian atas kemampuan masing masing procesor dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Ada 2 jenis procesor yang digunakan yaitu :
Core 2 Duo E8500, memiliki kecepatan 3.16Ghz dengan 9.5 X 333Mhz FSB, dan L2 6MB.
Core 2 Quad Q8200, memiliki kecepatan 2.33Ghz dengan 7 X 333Mhz FSB, dan L2 4MB. Untuk mendekati hasil test Core 2 Duo E8500, kecepatan Q8200 akan ditingkatkan dengan overclock, mengunakan FSB 433Mhz, sehingga procesor bekerja pada kecepatan 3.03Ghz.
Perangkat yang digunakan pada test :
Pengujian aplikasi digunakan 3 software multimedia :
- Sony Vegas digunakan dengan beban dari beberapa efek film video dan dikonversi ke format MPG (DVD)
- WinAVI untuk mengkonversi file DivX ke DVD
- DivX 7.0 untuk mengkonversi file ke format DivX.
- Sony Vegas video editing software.
Sony Vegas sangat tergantung dengan kebutuhan procesor. Kecepatan procesor yang lambat dari Q8200 2.33Ghz mampu bekerja lebih cepat menyelesaikan pengolahan gambar dibandingkan E8500. Sony Vegas sangat memanfaatkan kemampuan procesor dengan multi core. Semakin besar jumlah core procesor dan semakin cepat kinerja procesor. Pengolahan dari proses editing dan rendering gambar juga semakin cepat selesai
DivX 7, konversi video ke format DivX
Software video compresing dengan format DivX tidak terlalu optimal memanfaatkan kemampuan procesor dengan multi core. Kecepatan menyelesaikan konversi gambar. Dengan memacu Q8200 mendekati kecepatan E8500 pada kecepatan 3Ghz, kedua procesor terlihat memiliki hasil yang sama
WinAVI, konversi DivX ke DVD
Software WinAVI digunakan untuk konversi dari file DivX ke DVD. Kemampuan software WinAVi belum memiliki fitur untuk mengunakan procesor multi core, dan hanya mengoptimalkan kinerja single core saja. Kecepatan E8500 sangat menguntungkan bagi software WinAVI. Karena clock speed E8500 lebih tinggi serta cache memory lebih besar dibandingkan Q8200. Semakin cepat kinerja atau clock speed dari procesor akan memberikan manfaat lebih besar bagi software WinAVI.
Di bawah ini adalah hasil catatan ketika aplikasi bekerja dari 3 software multimedia yang berbeda.
Sony Vegas sudah memanfaatkan penuh teknologi multi core. Ketika aplikasi bekerja, semua procesor akan bekerja penuh 100%. Software video editing dari Sony Vegas memang memerlukan kecepatan proses semua core dari procesor untuk mengolah efek pada gambar selama proses rendering film.
Sementara 2 software lain dari DivX dan WinAVI lebih mengandalkan dual core. DivX lebih besar memanfaatkan utilitas procesor tetapi tidak mencapai 100%. Pada dual core pemakaian kemampuan procesor hanya mencapai 84%, sedangkan pada Quad Core malah turun hampir separuh dengan 60%.
WinAVI terlihat hanya mengandalkan single core saja. Dengan E8500 dual core, pemakaian utilitas procesor hanya separuh atau 54%, sedangkan dengan Q8200 menurun seperempat atau 28% saja.
Berapa core yang dibutuhkan untuk sebuah computer. Pertanyaan tersebut akan mudah dijawab. Apa jenis aplikasi yang digunakan, akan menentukan kebutuhan procesor dengan fitur multi core yang ada. Seberapapun besarnya core yang ada didalam sebuah procesor, mungkin tidak akan berguna bila aplikasi yang ada digunakan ternyata tidak mendukung.
Mengatakan single core yang terbaik, tentu bukan sebuah jawaban. Bila procesor untuk notebook saja sudah sulit menemukan jenis procesor dengan single core, apa lagi procesor untuk computer desktop. Teknologi single core dari sebuah procesor bukan saatnya lagi dibicarakan.
Procesor dengan dual core. Sepertinya masih layak digunakan. Karena aplikasi software yang ada saat masih tetap didukung oleh procesor dual core. Jika memilih procesor dengan dual core, cukup melihat apa jenis aplikasi yang akan digunakan. Bila untuk gaming dengan procesor rendah biaya dan tidak terlalu intensif mengunakan aplikasi multimedia atau aplikasi besar lainnya. Dual core bisa dijadikan pilihan. Dengan anggaran yang sama, penguna computer dapat memilih kecepatan dual core procesor yang lebih tinggi dengan cache memory lebih besar dibandingkan procesor quad core pada harga yang sama.
Procesor dengan quad core. Bila pemakaian aplikasi sudah mendukung penuh dengan multi core. Tidak lain harus mengunakan procesor quad core. Beberapa software terbaru memang mampu memanfaatkan seluruh kemampuan core procesor sehingga proses lebih cepat dan mempersingkat waktu pengerjaan. Dengan procesor 4 inti atau quad core, akan menghemat waktu dibandingkan computer dengan dual core.
Tantangan dimasa mendatang dengan multi core procesor, besar kemungkinan berubah. Penerapan aplikasi yang mendukung multi core dari procesor sudah pasti lebih menguntungkan. Adanya rumor bahwa game pada tahun 2009 juga akan mendukung multi core sehingga teknologi AI dari sebuah game akan semakin pintar dan lebih nyata. Mungkin sudah saatnya penguna computer untuk beralih ke quad core.
Pendapat mengunakan dual core masih layak digunakan, saat ini dapat dikatakan masih mencukupi. Tetapi penguna computer tidak dapat menolak datangnya quad core dengan harga semakin murah. Apa yang menjadi pilihan, tentu penguna computer sendiri yang harus memilih.
0 komentar:
Post a Comment